Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Thursday, May 7, 2015

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK

Hakikat tentang pertumbuhan dan perkambangan

Dari berbagai devinisi para ahli diperoleh pernyataan bahwa istilah pertumbuhan tidak bisa dipisahkan secara tajam, namun bila ingin dibedakan maka pertumbuhan lebih menunjuk kepada perubahan fisik sedang pekembangan lebih menuju kepada perubahan psikis dimana perubahan-perubahan tersebut terjadi akibat dari kekuatan-kekuatan interen secara otomatis dan kekuatan-kekuatan dari luar.
A.     Pertumbuhan dan perkembangan individual peserta didik
Istilah pertumbuhan biasa digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif yang semakin lama semakin besar atau panjang.Dan istilah perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek psikologis dan sosial dimana aspek ini meliputi aspek-aspek intelek,emosi,bahasa,bakat khusus nilai dan moral serta sikap.
Pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan
1.      Pertumbuhan fisik
Pada dasarnya merupakan perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan tinggi yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dia dewasa pertumbuhan fisik ini sifatnya dapat di indra oleh mata dan dapat di ukur oleh satuan tertentu.
2.      Perkembangan Intelektual atau daya pikir
Intelek atau daya pikir seseorang berkembang berjalan dengan pertumbuhan saraf otaknya dalam tahap ini inidividu lebih menonjolkan pada sikap refleknya terhadap stimular dan respon terhadap stimulan tersebut.
3.      Perkembangan emosi
Berhubungan erat dengan keinginan untuk segera memenuhi kebutuhan terutama kebutuhan primer. Jika kebutuhan itu tidak segera dipenuhi, dia akan merasa kecewa dan sebaliknya. Kecewa dan puas merupakan perasaan yang mengandung unsur senang dan tidak senang seperti pada pertumbuhan bayi. Emosi ini merupakan perasaaan yang disertai oleh perubahan perilaku fisik sebagai contoh bayi yang lapar akan menangis dan akan semakin keras tangisanya jika tidak segera disusui atau diberi makan. Perasaan marah ditunjukan oleh reaksi teriakan dengan suara keras dan jika sedang merasa gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar dan sebagainya.
4.      Perkembangan Sosial
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, setiap individu tidak dapat berdiri sendiri atau membutuhkan bantuan individu lain demi untuk dapat mempertahankan kehidupanya. Adapun lingkungan sosial individu dalam peran perkembangannya dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan luar keluarga,lingkungan masyarakat selalnjutnya orang yang dikenal semakin banyak dan semakin heterogen dalam  berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya dia mengetahui bahwa kehidupan manusia itu tidak seorang diri, harus saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi dan sebagainya.

5.      Perkembangan Bahasa
Fungsi pokok bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau sarana pergaulan dengan sesamanya. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk mnyampaikan isi pikiran dan perasaan kepada orang lain.
6.      Bakat Khusus
Seseorang yang memiliki bakat akan mudah dapat diamati karena kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan pesat, seperti kemampuan dibidang seni, olahraga, atau ketrampilan.
7.      Sikap, Nilai, dan Moral
Adapun masa anak-anak, perkembangan moral yang terjadi masih relatif terbatas.Ia belum menguasai nilai-nilai abstrak yang berkaitan dengan benar-salah dan baik-buruk atau inteleknya masih terbatas. Selain itu ia belum mengetahui manfaat suatu nilai dan norma dalam kehidupannya. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, ia mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Proses ini dikenal dengan istilah sosialisasi nilai-nilai.
B.      Perbedaan Individual Peserta Didik
Setiap individu terjadi variasi individual dalam perkembangan yang menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis. Hal ini terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling berpengaruh satu sama lain. Perbedaan yang paling mudah dikenali adalah perbedaan fisik, seperti bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, sikap perilaku seperti kelincahan, banyak bergerak, suka bicara, pendiam, tidak aktif, dan nada suaranya rendah.
Ø  Bidang-bidang perbedaan individual

ü  Umur kronologis,
ü  Jumlah dan jenis pengalaman dan pengetahuan yang dibawa individu,
ü  Kehidupan individu dalam berkelompok, berkeluarga, dan bermasyarakat,
ü  Perbedaan kognitif  mengarah pada proses belajar mengajar individu,
ü  Kemampuan berbahasa (kemampuan berbahasa ini berbeda antara satu individu dan individu lainnya serta sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan),
ü  Perbedaan dalam kecakapan motorik (Kemampuan motorik dipengarui oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir seseorang karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, kecakapan motorik masing-masing pun berbeda),
ü  Perbedaan dalam latar belakang (latar belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosial ekonomi, kultural adalah berbeda-beda. Demikian pula lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial budaya maupun lingkungan fisik akan berpengaruh yang berbeda-beda,

ü  Perbedaan bakat (bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki seseorang sejak lahir). Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapat rangsangan dan latihan secara tepat oleh karena itu bakat masing-masing individu sangat komplek hal ini tergantung individu itu sendiri dan pemberian rangsangan maupun pelatihannya,
ü  Perbedaan dalam kesiapan belajar (perbedaan individu tidak hanya disebabkan oleh keragaman kematangan tapi juga oleh keragaman latar belakkang sebelumnya) contoh bagi anak kelas satu sekolah dasar ditemukan umur kronologis antara 3tahun sampai 8tahun yang secara normal seharusnya telah duduk di kelas 2 atau 3 tapi kemampuan belajarnya masih sama dengan mereka yang duduk di kelas 1 hal ini menggambarkan pengaruh lingkungan keluarga yang amat buruk sehingga kemampuan dan ekspresi berbahasanya kurang baik.

C.      Perbedaan individual yang unik
Setiap individu adalah khas atau unik.Perbedaan ini meliputi perbedaan fisik , pola berfikir dan cara merespon atau mempelajari hal baru. Distikalam hal belajar, tiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap materi pelajaran.Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individu.Berdasarkan kemampuan yang dimillki otak cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu:
ü  Cara belajar visual atau melihat,
ü  Auditorial atau mendengar,
ü  Kinestik.

Pengategorian ini merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika dia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar, dia mudah menyerap pelajaran karena individu menemukan metode belajar yang sesua dengan karakteristik cara belajar dirinya, dia akan cepat menjadi pintar.

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

A.    Individu Sebagai Peserta Didik
Individu berasal dari kata indivera yang berarti satu kesatuan organisme yang tidak dapat dipisahkan. Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan(Echols,1975: 519).
Setiap individu pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan,karena itu merupakan sifat kodrat manusia yang perlu diperhatikan. Perbedaan makna dari pertumbuhan dan perkembangan adalah istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan kuantitatif mengenai aspek fisik atau biologis, sedangkan istilah perkembangandigunakan untuk perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, manusia memiliki berbagai kebutuhan yang dapat dibedakan menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Selain itu seiring usianya bertambah,kebutuhan individupun akan juga bertambah.

B.     Karakteristik Individu Sebagai Peserta Didik
Individu memiliki sifat bawaan(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitar.Menurut ahli psikologi, kepribadian dibentuk oleh perpaduan faktor pembawaan dan lingkungan.
Karakteristik yang bersifat biologis cenderung lebih bersifat tetap,sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.

1.      Pengertian dan Karakteristik Kehidupan Pribadi
 Pengertian: Kehidupan individu yang utuh, lengkap, dan memiliki cirri khusus/unik.
Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,antara lain:
ü  aspek emosional
ü  aspek sosial psikologis
ü  aspek sosial budaya
ü  kemampuan intelektual terpadu secara integratif terhadap faktor lingkungan.
Karakteristik kehidupan pribadi bersifat khusus,dengan kata laintidak dapat disamakan dengan individu-individu lainnya. Seseorang individu juga memerlukan sebuah pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya.Ia mempunyai harga diri dan berkeinginan untuk selalu mempertahankan harga diri tersebut.

2.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi

Perkembangan pribadi yang menyangkut aspek psikologis dapat ditunjukkan oleh sikap dan perilakunya.Menurut ahli psikologi perkembangan kehidupan pribadi manusia dipengaruhi oleh faktor keturunan (pembawaan) dan faktor lingkungan (pengalaman).
Aliran Nativisme menyatakan perkembanagn pribadi telah ditentukan sejak lahir,sedangkan aliran Empirisme menyatakan perkembangan pribadi dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Aliran yang menyatakan bahwa kedua faktor itu secara terpadu memberikan pengaruh tarhadap kehidupan seseorang adalah aliran konvergensi.

3.      Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pribadi

Perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda sesuai dengan pembawaan dan lingkungan tempat mereka hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, kepribadian setiap individu akanberbeda-beda sesuai denga sifat badan dankondisi lingkungan hidupnya.

4.      Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku

Kepribadian atau tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh proses perkembangan kehidupan sebelumnya dan dalam perjalanannya berinteraksi dengan lingkungannya serta kejadian-kejadian saat sekarang.
Kehidupan pribadi yang mantap akan membentuk perilaku yang mantap pula,sehingga mampu memecahkan berbagai permasalahan hidupnya.




5.      Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi
Upaya pengembangan kehidupan pribadi dapat dilakukan sbb.:
ü  Membiasakan hidup sehat,teratur,serta efisien waktu, mengenal dan memahami nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku secara baik dan benar.
ü  Mengerjakan tugas dan pekerjaan sehari-hari secara mandiri dan penuh tanggung jawab.
ü  Sering bersosialisasi dengan masyarakat.
ü  Melatih cara merespon berbagai masalah dengan baik.
ü  Menghindari sikap dan tindakan yang bersifat lari dari masalah.
ü  Disiplin, patuh, dan tanggung jawab terhadap aturan hidup keluarga.
ü  Melaksanakan peran sesuai status dan tanggung jawab dalam kehidupan keluarga.
ü  Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatakan penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki,baik melalui pendidikan yang formal maupun tidak.

Selain itu perlu diciptakan suasana yang kondusif dan keteladanan dari pihak yang memiliki otoritas, serta mengefektifkan perkembangan sosial.

Pengertian Individu Sebagai Manusia

Pengertian Individu
Individu merupakan satukesatuan dari aspek fisik atau jasmani dan psikis atau rohani(jiwa) yang tidak dapat dipisakan.                                                                                                                             Aspek tersebut dibagi menjadi tiga aspek kekuatan yang membagi  jiwa yaitu:                             1.Pikiran/kognisi,                                                                                                                                     2.Kehendak                                                                                                                                               3.Keinginan.
Pertumbuhan dan perkembangan Individu
Definisi pertumbuhan:
Pertumbuhan bisa didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu serta berlangsung dalam waktu/ periode tertentu. Sebagai hasil dari bertumbuhnya ukuran tubuh(fisik), kekuatan otot dan tulang manusia,organ tubuh menjadi lebih sempurna.
Sedangkan, perkembangan lebih mengacu pada perubahan karakteristik dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Perkembangan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat Progressiv, dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perkembangan akan mencapai suatu kematangan.(Berk, 1989)
Perkembangan berkaitan erat dgn pertumbuhan, maka pada saatnya, anak akan mencapai Kematangan(mature).Pertumbuhan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kuantitatif. Sedangkan kematangan itu sendiri meunjukkan perubahan biologis yang bersifat kulitatif. Pertumbuhan dan kematangan merupakan proses yang saling berkaitandan keduanya merupakan perubahan yang berasal dari dalam diri anak, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hal tersebut dapat dipercepat dengan adanya rangsangan-rangsangan dari lingkungan, dalam batas-batas tertentu. Perkembangan itu sendiri dapat dicapai karena adanya proses belajar, dan proses belajar itu sendiri hanya bisa berhasil jika ada kematangan.

##Faktor-faktor  yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan:                                                               Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu.                                                                     1. Faktor Internal                                                                                                                                                              yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu.                                                                                                seperti:              a. Sifat jasmani.
 b. kematangan
 2.   Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar diri.
seperti: a. Kesehatan fisik                                                   
b. Makanan yang bergizi
 c. Lingkungan

##Faktor-faktor yang mempenmgaruhi perkmebangan intelektual peserta didik:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Perkembangan Intelektual.
1. Faktor Hereditas                                                                                                                                                            Yaitu anak telah yang memiliki sifat2 yang menentukan daya kerja intelek-nya
2. Faktor Linkungan yang terdiri dari 2 jenis unsur lingkungan yang sangat penting peranannya
   dalam mempengaruhi perkembangannya.
a. Keluarga
b. Sekolah.







##Tahap-Tahap perkembangan Intelek/kognitif(Pikiran)
1.       Tahap Sensor Motorik
dialami anak usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, interaksi anak dengan orangtuanya terutama dilakukan melalui perasaan dan otot2nya. Dan ditandai dg karakter yang menojol.
                contoh karakter:
                                - Tindakan bersifat Naluri
                                - Aktifitas didasarkan pada pengalaman Indera.
                                - Individu mampu melihat dan meresapi pengalaman. tapi belum mampu mengategorikan
      2. Tahap Pra-Operasional
                                berlangsung pada 2 - 7 tahun. tahap ini disebut juga tahap intuisi. karena perkembangan
                kogitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana Intuitif, artinya
                semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pimikiran, tapi oleh unsur perasaan
                yang cenderung alami.
                contoh karakter:
                                - Cara berpikir imajinatif
                                - bahasa yang bersifat egosentris
                                - rasa ingin tahu yang tinggi
                                - bahasanya berkembang pesat

      3. Tahap Operasional Kongkret
                                pada usia 7-11 tahun. tahap ini mulai menyesuaikan diri dengan realitas kongkret(nyata)
                dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya.
                Contoh karakter; - sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana
                                                    kenyataan yang mereka alami. sehingga cara berpikir individu belum menangkap
                                                    yang abstrak, meski cara berpikirnya tampak sistematis dan logis.

      4. Tahap Operasional Formal.
                                tahap ini dialami pada usia 11 tahun keatas. pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan
                suatu keseluruhan dalam pekerjaannya.
                Contoh karakteristik:
                                - Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
- mampu berfikir secara logis
-mapu memecahkan masalah yang bersifat hipotetis

-mampu membuat perkiraan di masa depan.

Tuesday, March 26, 2013

Hakikat Pendidikan


HAKIKAT PENDIDIKAN

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
 Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global.
Redja Mudyaharjo, dalam bukunya Pengantar Pendidikan ”Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia” menyatakan tentang asumsi pokok pendidikan yaitu :
1.      Pendidikan adalah actual,artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi actual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya.
2.      Pendidikan adalah formatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik atau norma-norma yang baik; dan
3.      Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi actual dari individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.

Pembahasan tentang hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari,manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif  sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia pendidikan akan tetap berlangsung (Syaifullah,1981).
Melalui penerapan pendekatan humanistik maka pendidikan ini benar-benar akan merupakan upaya bantuan bagi anak untuk menggali dan mengembangkan potensi diri serta dunia kehidupan dari segala liku dan seginya. Menurut Ki Hadjar Dewantara terdapat lima asas dalam pendidikan yaitu :
  1. Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
  2. Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.
  3. Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
  4. Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
  5. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Menurut Tilaar (2000 : 16) ada tiga hal yang perlu di kaji kembali dalam pendidikan. Pertama, pendidikan tidak dapat dibatasi hanya sebagai schooling belaka. Rumusan mengenai pendidikan dan kurikulumnya yang hanya membedakan antara pendidikan formal dan non formal perlu disempurnakan lagi dengan menempatkan pendidikan informal yang justru akan semakin memegang peranan penting didalam pembentukan tingkah laku manusia dalam kehidupan global yang terbuka. Kedua, pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan intelegensi akademik peserta didik. Ketiga, pendidikan ternyata bukan hanya membuat manusia pintar tetapi yang lebih penting ialah manusia yang berbudaya dan menyadari hakikat tujuan penciptaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sindhunata (2000 : 14) bahwa tujuan pendidikan bukan hanya manusia yang terpelajar tetapi manusia yang berbudaya (educated and Civized human being).
Peletakan dasar bahwa manusia sebagai makhluk budaya merupakan suatu pengakuan hanya manusialah yang berhak disebut sebagai makhluk berbudaya, karena hanya manusialah yang mampu menciptakan nilai-nilai kebudayaan dan sekaligus membedakan antara manusia dengan makhkluk lainnya di dunia ini. Asas perkembangan pendidikan sejajar dengan perkembangan kebudayaan menunjukkan bahwa pendidikan selalu dalam keadaan berubah sesuai perkembangan kebudayaan. Kesejajaran perkembangan pendidikan dan kebudayaan ini, mengharuskan adanya dua sifat yang harus dimiliki pendidikan yaitu bersifat reflektif dan progresif.
 Pengakuan manusia sebagai makhluk budaya memiliki kesamaan pandangan dengan pernyataan yang menyatakan manusia sebaai makhluk yang dapat dididik (animal educable), makhluk yang harus dididik (animal educandum) dan makhluk yang aktif (animal educandus).
Aktifitas pendidikan berlangsung baik secara formal maupun informal. Baik pendidikan yang formal maupun informal memiliki kesamaan tujuan yaitu sesuai dengan filsafat hidup dari masyarakat. Pengakuan akan pendidikan sebagai gejala kebudayaan tidak membedakan adanya pendidikan informal dan formal, semuanya merupakan aktifitas pendidikan yang seharusnya memiliki tujuan yang sama. Mendasarkan pada uraian diatas maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan. Karena itu pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian:
1.      Pendidikan dan ilmu pendidikan
2.      Pendidikan dan sekolah
3.      Pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat.
4.      Komponen-komponen pendidikan
1.      Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Pemahaman terhadap konsep pendidikan setidaknya berorientasi pada dua aktifitas utama yaitu pendidikan sebagai tindakan manusia sebagai usaha membimbing manusia yang lain (educational practice), dengan pendidikan sebagai ilmu pendidikan (educational thought). Pendidikan sebagai suatu tindakan sudah berlangsung lama sebelum orang berfikir tentang bagaimana mendidik. Bahkan dapat dikatakan pendidikan dalam artian ini sudah ada sejak leberadaan manusia di dunia ini, sedangkan pendidikan sebagai ilmu baru lahir kira-kira pada abad 19.
Dua pengertian tersebut oleh prof. Gununing dibedakan dengan dua persitilahan, yaitu Paedagogie untuk pendidikan dalam artian praktik dan Paedagogiek untuk ilmu pendidikan atau yang berhubungan dengan teori pendidikan yang mengutamakan perenungan atau pemikiran ilmiah (Siwarno 1982).
Dari kenyataan tersebut di atas E. H Wilds menggambarkan :
Education is as old as life itself; … Education, concious or unconcious, organizes or unorgasized, has always existed, playing an in area singly role in the drama of human progress………………………………Education took palse long before anyone thought abaout it; there writing about education long before was problem of education.
Dari tinjauan sejarah pendidikan kelahiran ilmu pendidikan diawali dengan lahirnya tokoh-tokoh pemikir dalam bidang pendidikan. Pada abad 18 lahirlah tokoh-tokoh seperti J. A Comeniu, John Locke, Jean Jaques Rousseau, Immanuelkant dan J. J Pestalozzi. Sedangkan tokoh-tokoh pendidikan abad 19 hingga awal abad 20 diantaranya adalah Herbart, Frobel, Montessori, John Dewey dan lain-lain.Bermula dari pemikir-pemikir tersebut maka ilmu pendidikan terus berkembang hingga saat ini.
Ilmu pendidikan atau Paedagogiek adalah teori pendidikan perenungan tentang pendidikan dalam arti yang luas. Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidikan (Brojonegoro, 1986). Ilmu pendidikan telah berkembang dan memenuhi persyaratan sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Ilmu pengetahuan dapat berdiri sendiri apabila telah memenuhi persyaratan yaitu:
 1) Memiliki objek sendiri, Ilmu pendidikan memiliki objek yang menjadi lapangan penyelidikannya yang terdiri dari objek  forma dan objek materi. Objek forma adalah lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu, sedangkan objek materi adalah sudut tinjauan dari suatu ilmu. Objek materi dari ilmu pendidikan adalah manusia,sedang objek formanya adalah kegiatan manusia membimbing perkembangan manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Ilmu pendidikan dimungkinkan memiliki objek materi yang sama dengan ilmu pengetahuan lainnya namun berbeda dalam objek formanya. Dari objek forma inilah ditemukan permasalahan pendidikan, yang menjadi bahasan suatu ilmu yang disebut ilmu pendidikan.
 2) Methode penelitian ilmu pendidikan, Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki metode penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode tersebut mencakup metode untuk mengumpulkan data maupun metode untuk mengolah data. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi, tes, interview, angket dan lain-lain. Metode untuk menganalisis data dapat menggunakan data analisis statistik maupun non statistik. Metode berfikir yang digunakan menganalisis dapat menggunakan metode induktif ataupun deduktif.
 3) Sistematika dalam ilmu pendidikan, Sistem adalah susunan persoalan-persoalan yang teratur, sehingga merupakan suatu kesatuan yang organis, sehingga antara satu dengan lainnya saling berhubungan dan tidak dapat terpisahkan. Ilmu pendidikan memiliki persoalan-persoalan yang tersusun secara sistematis  sehingga merupakan suatu kesatuan yang saling terkait. Terdapat berbagai variasi dalam komponen sistem pendidikan, namun ada beberapa hal yang selalu ada dalam sistem tersebut adalah (1) tujuan pendidikan, (2) pendidik, (3) peserta didik, (4)interaksi pendidikan, dan(5) lingkungan pendidikan.
4) Tujuan ilmu pendidikan, Dalam pengembangan ilmu pendidikan memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk pengembangan suatu ilmu, yang berorientasi pada kebenaran suatu ilmu itu sendiri. Dengan cara ini akan menghasilkan ilmu teoritis murni yang tidak menghiraukan kegunaannya dalam praktik. Di samping tujuan tersebut ilmu pendidikan mengembangkan ilmu yang selanjutnya dapat digunakan dalam praktik pendidikan sehari-hari. Hal yang demikian ini sering disebut dengan ilmu bersifat praktis. Artinya teori yang ditemukan harus berorientasi pada praktik, atau dapat dipraktikan.
2. Pendidikan dan Sekolah
Dua istilah yang sering dikaburkan, kalau tidak dipertentangkan adalah pendidikan dan  sekolah (education  Vs schooling). Pendidikan dan sekolah dua konsep yang sulit untuk dipisahkan, karena pada umumnya manusia tidak memandang perbedaan keduanya. Sebagian besar manusia memandang keduanya merupakan konsep yang berkesinambungan.
Satu hal yang perlu dipahami bahwa sekolah merupakan bagian dari pendidikan, yang memiliki peranan penting. Sekolah memiliki kedudukan penting karena sekolah diperlukan untuk melanjutkan perkembangan suatu masyarakat; sekolah merupakan sumber utama bagi masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.
Pendidikan pada sisi lain merupakan suatu konsep yang luas. Sekolah merupakan bagian dari pendidikan, disamping masih banyak lagi yang termasuk dalam konsep pendidikan dan berlangsung tidak dalam bentuk pendidikan formal dengan sistem kelas. Pendidikan dalam artian luas dapat terjadi dimana-mana. Hanya saja kebiasaan masyarakat jika berbicara tentang pendidikan umumnya memasuki sekolah. Hal itu pun tidak salah karena pengertian sempit dari pendidikan adalah persekolahan.
Dari uraian tersebut diatas penggunaan istilah sekolah mengarah pada pendidikan formal yang berlangsung dalam sekolah. Sedangkan pendidikan istilah yang digunakan untuk segala pengalaman belajar baik yang terjadi dalam sekolah maupun diluar sekolah.
John A. Laska, mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Education is one of the most important activities in which human beings engange. It is by means of the educative process and its role intransmitting the cultural heritage from one generation to the next that human societies are able to meintain their existence. But education does more than just help us to keep the kind of society we already have; it is also one of the major ways in which people try to change or improve their societies…..
Berdasarkan definisi tersebut di atas, pengertian pendidikan memiliki ciri sebagai berikut :
 1) Pendidikan merupakan proses sepanjang hayat, Proses pendidikan berjalan sejajar dengan pertumbuhan individu. Anak-anak belajar bagaimana memberikan respon terhadap kasih sayang, bagaimana memegang suatu dengan tangan, bagaimana menggerakkan benda atau orang. Semua aktifitas tersebut bukan hasil pengajaran tetapi mereka pelajari dari lingkungannya. Dengan demikin tampak bahwa pendidikan akan berlangsung terus sepanjang hidup manusia.
 2) Pendidikan merupakan suatu aktifitas yang terbuka, Proses pendidikan dapat terjadi pada berbagai bentuk dan berbagai situasi dan dengan berbagai pembimbing pengalaman belajar. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah saja tetapi dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
3) Pendidikan mencakup pengertian pendidikan formal dan informal, Pendidikan yang terjadi pada situasi belajar yang berstruktur dikatakan pendidikan formal. Pada masyarakat yang sudah maju pendidikan semacam ini berlangsung di sekolah dan kita sebut persekolahan. Lembaga penyelenggara pendidikan mungkin pemerintahan atau lembaga non-pemerintahan seperti lembaga keagamaan, lembaga sosial lain yang peduli terhadap pelaksanaan pendidikan. Aktifitas dan kegiatan belajar ditata sercara terstruktur untuk memenuhi kebutuhan tertentu, yang biasanya diformalkan dalam bentuk kurikulum.         Sedangkan pendidikan informal biasanya tidak terstruktur. Pendidikan ini dapat berlangsung pada berbagai situasi, mungkin dalam keluarga, teman sebaya, pada perjalanan, lingkungan bermain, tempat kerja dan kelompok-kelompok olah raga. Pendidikan informal yang paling dominan terjadi pada media masa.
 Pendidikan formal atau sekolah adalah pendidikan yang berada di dalam suatu naungan lembaga tertentu, yang dipesiapkan untuk mereka yang sudah mengayomi pendidikan dalam keluarga, Sekolah sabagai pusat pendidikan formal, ia lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektifitas di dalam pemberian pendidikan kepada warga masyarakat. Lembaga pendidikan formal atau  persekolahan, kelahiran dan pertumbuhanya dari dan untuk masyarakat bersangkutan. Artinya, sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan. Perangkat ini di tata dan dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti dan diberlakukan di dalam  masyarakat bersangkutan. Haluan tersebut tercermin di dalam falsafah  dan tujuan, penjenjangan, kurikulum  pengadministrasian serta pengelolaanya.
 Pendidikan formal atau sekolah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu; Sekolah dibatasi oleh waktu, Siswa yang memasuki lembaga formal sekolah, dibatasi oleh umur tertentu, untuk pendidikan dasar pada usia 6 sampai 12/13 tahun. Pendidikan menengah setelah tamat pendidikan dasar. Perguruan tinggi ditempuh setelah tamat pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Masa belajarpun dibatasi untuk pendidikan dasar selama 9 tahun, pendidikan menengah 3 tahun. Perguruan tinggi 4 sampai 7 tahun untuk strata satu. Sekolah berorientasi pada kerja, Fokus dari suatu kurikulum yang dijabarkan pada pengalaman belajar, diarahkan pada pengetahuan spesifik dan ketrampilan spesifik untuk memasuki dunia kerja. Beberapa kurikulum sangat spesifik berorientasi pada satu jenis pekerjaan. Pada sisi lain kurikulum mempersiapkan siswa untuk kerja yang berorientasi pada kebutuhan masa depan. Sekolah memiliki tujuan pembelajaran yang jelas, Mungkin karakteristik yang satu ini membedakan antara sekolah dan pendidikan. Suatu kurikulum sekolah telah didesain dengan tujuan yang spesifik dan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tersebut direncakanan dan ditata sehingga pengalaman belajar dapat berlangsung dan bermakna. Hal ini tentunya berbeda dengan pendidikan yang tidak direncanakan secara specifik dan pengalaman belajarpun akan terjadi diluar perhitungan atau mungkin tidak bermakna.
3. Pendidikan Sebagai Aktivitas Sepanjang Hayat
            Konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Prof. De. M.J Langeveld, yang membatasi proses pendidikan dari mulai anak mengerti dan mengakui akan kewibawaan sampai pada anak/manusia tunduk kepada kewibawaannya sendiri, yaitu telah mencapai taraf kedewasaan tidak dapat sepenuhnya diterima. Hal ini didasarkan pada konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada pendidikan formal di sekolah, dan tidak pula dibatsi oleh waktu dan umur anak. Konsekuensi pandangan pendidikan sebagai gejala kebudayaan membawa dampak pada pengakuan bahwa pendidikan berlangsung sepanjang hidup dan kehidupan manusia.
            Pandangan tersebut diatas sejajar dengan  gagasan dasar pendidikan yang harus dikonsepsikan secara formal sebagai proses yang terus menerus dalam kehidupan individu, mulai masa kanak-kanak sampai dewasa(Cropley, 1974). Kemudian pendidikan sepanjang hayat didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk perorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasianya dan penstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua (Cropley : 67).
 Hal ini didukung oleh pendapat Stephens (1987) belajar dan mengajar adalah peristiwa wajar yang terjadi pada makhluk manusia secara terus-menerus berlangsung dengan cara yang spontan bahkan tanpa disadari melaukannya. Karena itulah belajar harus didukung dan dibantu dari buaian sampai dewasa. Kenyataan bahwa manusia berkembang melalui proses pendidikan, melahirkan suatu pandangan bahwa pendidikan pada dasarnya sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personel sepanjang hidup.
Konsep pendidikan seumur hidup ( life long education) mulai dimasyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara (ketetapan MPR No.IV/MPR/1973 jo ketetapan MPR No.IV/MPR/1978, tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pendidikan nasional (pembangunan bangsa dan watak bangsa), antara lain
“B Arah pembangunan jangka panjang
1.      Pembangunan nasional dilaksanakan I dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam bab IV bagian pendidikan , GBHN menetapkan :
d” Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam rumah tangga,sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah.”
4.Komponen-komponen Pendidikan
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang meiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diakatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.
            Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen, yaitu :
1.      Tujuan Pendidikan
Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggunng jawab.

Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif , ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah; norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat (Syaifulah, 1981).
Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari 1) Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945), 2) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional), 3) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah), 4) Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajaran atau kuliah), dan 5) Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
2.      Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a)      Individu yang memiliki potensifisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
Anak sejak lahir telah memiliki potensi – potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. Untuk mengaktualisasikannya membutuhkan bantuan dan bimbingan.
b)      Individu yang sedang berkembang.
Yang dimaksud perkembangan di sini adalah perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kea rah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak manusia lahir bahkan sejak masih berada dalam kandungan ia berada dalam proses perkembangan. Proses perkembangan ini melalui suatu rangkaianyang bertingkat – tingkat. Tiap tingkat (fase) mempunyai sifat – sifat khusus. Tiap fase berbeda dengan fase lainya.Anak yang berada pada fase bayi berbeda dengan fase remaja, dewasa dan orang tua. Perbedaan – perbedaan ini meliputi perbedaan minat, kebutuhan, kegemaran, emosi, intelegensi dan sebagainya. Perbedaan tersebut harus diketahui oleh pendidik pada masing – masing tingkat perkembangan tersebut. Atas dasar itu pendidikan dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
c)      Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Dalam proses perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya, seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri. Tetapi kenyataanya untuk perkembangan hidupnya, ia masih menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa pada diri peserta didik ada dua hal yang menggejala :
-          Keadaanya yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini manimbulkan kewajiban orang tua untuk membantunya.
-          Adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini membutuhkan bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk membimbingnya. Agar bantuan dan bimbingan itu mencapai hasil maka harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. 
d)      Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan untuk berkembang kea rah kedewasaan. Pada diri anak ada kecenderungan untuk memerdekakan diri. Hal ini menimbulkan kewajiban pendidik dan orang tua untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan dan akhirnya mengundurkan diri. Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar peserta didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dn bertanggungjawab sesuai dengan kepribadianya sendiri. Pada saat ini si anak telah dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.